Rabu, 15 Juli 2009

Kumpulan Cerpen

Disini adalah kumpulan cerpen2x karya saya : selamat menikmati


” Beranda saat Hujan”
oleh: Alfi Kori – Arvina K Raintung

Sabtu siang itu kau lewat mengenakan blus merah,kacamata yang selalu sama,rambut panjang seperti mayang,senyum merekah di atas bibir tipis itu.Aku disini melihat mu setiap hari.Di beranda ini.Ya ! disini di beranda ini,saat ku bersandar merebahkan lelah sehabis membereskan segala urusan rumah.

Kau yang ku jumpai setiap sabtu siang di depan beranda.Tak ada sapa hanya tanda tanya.sedikit ragu bertanya siapakah si wanita?

Satu minggu berselang,dan kau masih mengenakan setelan yang sama.Namun ketertarikan ini melebihi sabtu siang lalu saat pertama melihat si blus merah.Kali ini ada yang berbeda dari dirinya,di memakai kontak lensa tanpa kacamata.Sedikit kecewa karena dia lebih manis saat ber kacamata.

Sabtu siang berikutnya di langit hanya mega tanpa surya.Kilat bersahut-sahutan seperti symphoni kanon Tosca.Kali ini dia berlari kecil hindari gerimis yang perlahan meluncur membasahi bibir merah tipisnya.
Kasihan si Wanita Blus merah itu.

Perlahan ku buka pagar berandaku.”Mari berteduh sejenak”,seru ku.tanpa banyak kata dia menghampiriku.
“iya,terimakasih Mas”,ucapan terlontar saat dia tepat di hadapanku.

“Silahkan duduk mbak”,”Iya,terimakasih”.Kupersilahkan dia untuk duduk di singgasana sabtu siangku.”Mbak mau kemana?sepertinya terburu-buru”,”Oh,saya mau ke gereja setiap sabtu siang “.Tanpa dia memberitahu saya mengerti jika dia seorang Nasrani.

“Sepertinya hujan mulai reda”.sahut ku,”iya”.jawab wanita itu,”Mau saya antar ?”,”aduh saya takut merepotkan”.”Kasihan kan kalau jalan harus berjalan di jalanan becek seperti itu”,sanggah saya.”Terimakasih mas,tapi apa saya tidak menyusahkan?”.”Jangan panggil mas dong,panggil saja Alfi”.”Saya Vina”.suara itu meredakan tanya selama ini.

Perlahan ku keluarkan sepeda motor yang biasa mengantar ku bekerja.”Ayo naik”.”iya”,dengan perlahan ku tinggalkan depan beranda menuju gerejanya.Setibanya di depan Imanuel dia turun,”Terima kasih ya Fi”,”Iya sama sama”.

Sekitar pukul 7 malam telpon rumah ku berdering," Fi ! Ada telpon nich","Dari siapa Ma?" Aku dengan sigap mengambil gagang telpon dari tangan ibuku." Halo,Siapa ya ? "," Ini aku Vina ".Dengan perasaan senang dan tak tahu harus berkata apa,karena seseorang yang teramat sangat saya harapkan menelpon saya . "Tapi Tunggu dia dapat nomor telpon saya darimana ya ?",batin ku dalam hati bertanya. " Fi,kamu masih online kan ? " . " Eh,iya..iya,maaf aku bengong,ada apa ya Vin kamu nelpon aku,tumben? " , " Oh..ga' ini,aku nemuin dompet kamu jatuh kemarin saat kamu nganterin aku ke Gereja" , " Ya ampun ! aku baru sadar,terimakasih ya Vin " , " hehe..iya,makanya jangan buru buru gitu donk, sampe ga denger aku panggil panggil " , " Ah,masa sih ? oh pasti gara gara helm nih,hehehehe...maaf ya ! " . " Dasar kamu ini,udah ya aku lagi di jalan nih baru mau pulang kerja " , " oh iya dech,tar aku telpon kamu balik ya".Dan ku tutup telpon itu sambil tertawa kecil karena bahagia. Hari ini di tutup dengan indah.


Hari berganti,waktu berlalu tak terasa kami semakin dekat.Dan tanpa kami tahu kapan terjadinya cinta sudah memenuhi udara.Indah karena mengingat ada luka lama yang menjadi momok bagiku untuk mencinta.dia menjadi pembangkit semangatku,penuntun dan sahabat terbaik.dan duniaku yang dulu kelabu kembali berwarna,seperti pelangi di atas langit senja yang jingga.

Aku mencintainya dengan segenap hati,

“Di Beranda Saat Hujan”
Di persembahkan untuk yang terkasih Arvina K Raintung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar