“Insanity vs Sanity”
(kegilaan vs kesadaran)
aku berjalan di antara semak belukar pemikiran.
aku berdiskusi dengan diriku sendiri kemana ini akan berakhir.
lembah kegilaan dengan sejuta warna keindahan.
atau,
tebing kenyataan dengan sejuta kegalauan.
tak ku hirau ketika seorang tua meracau di fikirku.
ini akal ku,ini otak ku,ini mimpiku…pergilah dan cari kegilaanmu sendiri.
tak tercipta surga bila kita tak tahu surga itu apa ?
pedang kegilaan berada di leherku dan siap menebas kesadaranku…
bibirku bergetar seperti saat jibril membawa datang pesan…
aku terlalu memuja keindahan ini
hingga lupa kenyataan suram ini
pengertian kesadaran dan kegilaan adalah masalah dua dunia abstrak,
kita tak mengerti
apakah kau tahu beda si jenius dan si gila?
seperti menghitung bintang di seluruh jagat raya tak berujung
sudahlah…
hampir pagi ku tarik selimutku untuk menghantarku menuju ke dalam gilaan…
selamat malam kesadaran,selamat pagi kegilaan…
alfi kori,
26-06-2009
“Merangkai pagi”
Tergesa ku ikat tali sepatu di samping tempat tidurku.
kulihat waktu sudah hampir pukul 6.30
tak sempat ku minum susu buatan ibu
tak sempat ke makan kue pisang kesukaanku.
ku rangkai karya di pagiku
mempersiapkan diri untuk siangku
semoga bisa ku beristirahat di senjaku
tanpa takut di buru dosa pada malamku
berlari kecil mengejar biskota itu sudah biasa
peluh membasahi sekujur tubuh juga hal yg lumrah
seketika ku teringat bahwa ada satu hal yang terlupa
membawa impian ku yang tertinggal di atas bantal tidurku
” Adakah Cinta di Atas Bantal? ”
Sebuah obrolan panjang pemecah kesunyian
ketika harmoni nafsu bercampur irama kesucian
Obrolan panjang di atas ranjang menjelang malam
Bercerita tentang adakah cinta di atas bantal
Tarian kegalauan mengiringi kehendak hati bimbang
Lelah mencari potongan sajak cinta yang kutulis saat kemarin senja.
Temani lelapku
Jamahi lembut rerumput beludru persia,
Akankah kau tinggal sejenak disini…
Ataukah Aku harus pergi…
Pecahkan maksud hatiku,dan kau akan tahu !!!
Komentar oleh Alfi Kori — 2 Juli 2009 @ 07:39” KEPALA PUSAT JAGAT RAYA ”
Disini hanya tetinggal tanah tandus,
disini hanya terlihat belulang sapi yang mati entah berapa tahun lalu.
hanya aku dan debu menyendiri di bawah bayang2x belukar menghindari “Nya”.
siapa mengira bahwa hanya melata mampu menghadapi kekejian hari.
kini,saat ini
“kepala pusat jagad raya”
membakar ubun2x siapa saja yang berada di bawahnya.
haus lapar serta peluh menjadi hal biasa bagi kami disini
desingan peluru,tangisan kesakitan,genangan darah airmata
ah itu sudah lumrah terjadi disini.
kepada “kepala Pusat Jagad raya”
dan serta iringan planet,asteroid,meteorit dan debu kosmik yang mengitari
atas nama Grafitasi,kami memohon…ubahlah angkuh panas mu menjadi hangat cinta…
singkirkan silau mu menjadi keremangan yang menyejukan…
Ku pinta ini karena kami sudah kekeringan nurani…
Dahaga akan damai yang dahulu selalu merangkul kami..
kelaparan akan kepastian hidup spesies kami (manusia)..
semoga tuhan menjadikan kamu berkah bagi kami…
by. Alfi Qori, 25-06-2009
Komentar oleh Alfi Kori — 2 Juli 2009 @ 07:56“Tak Perlu”
Tak perlu sesal jika kita tak bersatu
Tak perlu maaf jika kau tak inginku
Tak perlu menjadi gila hanya untuk menjadi jenius
Tak perlu menyembah berhala untuk tahu tuhan ada
Ku disini…Ku menyendiri
Temaram,
Gelap,
Gemintang,
Pelita,
Malam,
Suram.
Terkulai ku lemah menahan semua cabikan rasa
Ku tersenyum melihatmu bahagia dengannya
Disini,dibalik awan kelabu ini aku mendoakanmu
Pergiku dengan sayap putih menuju horison senja.
Komentar oleh Alfi Kori — 9 Juli 2009 @ 06:57” Negara ”
Membisu Sang Burung Garuda
Tak terdengar deru sayap dan parau suaranya
Memudar warna Sang Saka
Tak Berkibar Lebar naungi nusantara
Sisi Sunyi Jambrut Katulistiwa
menuliskan cerita tentang dukanya
apakah ini bakti untuk ibu pertiwi ?
apakah kita tak malu pada diri sendiri ?
Sedangkan kakek nenek kita bererat tangan
untuk merdeka bukan hanya di peroleh individu
untuk merdeka bukan hanya meraih kursi pemilu
Jangan Kau Jual “Ibu” mu
Jangan kau khianati sumpah leluhurmu
Jaga segenap jengkal tanah airmu
Jabat erat tangan saudaramu
(Semoga negaraku ini menjadi lebih baik)
Komentar oleh Alfi Kori — 9 Juli 2009 @ 07:33“Tanpa Judul”
jangan bandingkan aku dengan kamu,dia,mereka,-nya
Aku hanya setitik atom penghuni jagat raya
bergerak bebas seperti udara kemana arah
aku ini bukan kalian
kalian itu bukan aku
nyanyian kosmos di tengah tarian andromeda
kesunyian abadi tengah alam semesta
ku ikuti kemana takdir membawa diri
ku jalani apa yang telah terukir terpatri
Aku menjadi bintang mati,melayang di angkasa tiada henti
melahap setiap isi jagat raya tanpa rasa puas.
selalu dahaga
rasakan kini
ke sunyian di hati
kesedihan tanpa penghiburan
kepedihan tanpa pengobatan
kerinduan tanpa pertemuan
kehidupan tanpa kematian
Komentar oleh Alfi Kori — 15 Juli 2009 @ 09:04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar